Jumat, 03 April 2009

Sekilas tentang " I Ching"

Sabtu : 04/04/2009..oleh : Suhu Joe ( 0857 80674038 )

Apakah I-Ching itu? Darimana asalnya?

I-Ching adalah teknik peramalan yang tertua, paling terkenal dan paling sering digunakan di Cina. I-Ching adalah kumpulan dari kebijakan-kebijakan Cina kuno yang tak lekang waktu serta dikembangkan, diteliti sepanjang masa.

Dalam rentang waktu ribuan tahun, I-Ching telah ditest berulang kali, dibuktikan, dan menyumbangkan peran yang sangat besar bagi studi peramalan.

Buku “I-Ching” adalah buku tentang mengapa, tanda, angka dan ramalan.

Ruang lingkup I-Ching seluas alam semesta. Karena tidak ada yang lepas dari ruang lingkup I-Ching ini maka semua hal dapat diprediksi (diramal) oleh I-Ching, seperti cinta, peruntungan, kekayaan, udara, gempa bumi, bencana, dan lain-lain.

Tidak seperti kartu Tarot, di dalam I-Ching sudah terdapat astrologi. Oleh karena itu, meramal waktu dimungkinkan. Artinya anda tidak hanya dapat meramal gempa bumi, namun anda juga bisa memprediksi kapan tepatnya gempa bumi itu akan terjadi di bulan atau di tahun apa.

Orang bijak Cina kuno percaya bahwa hal di alam semesta ini berhubungan dengan angka setiap tanda berkaitan dengan kejadian yang akan datang.

I-Ching mengandung 2 hal : pertama, adalah I dan kedua adalah ching. I berarti sistem ying dan yang (gelap dan terang). Ching berarti “buku” jadi I-Ching adalah buku tentang sistem ying dan yang.

Sebelum seseorang manulis buku I-Ching, sistem ying dan yang sudah ada yang diketemukan oleh Raja Wen pada dinasti Zou sekitar 1000 tahun sebelum masehi.

Sistem ying dan yang ini dapat digunakan untuk memprediksi mekanisme atau cara kerja alam semesta. Orang Cina kuno percaya masa depan dapat diramal dan di kalkulasi secara matematis dengan menggunakan astrologi dan tanda-tanda alam.

Orang yang menggunakan astrologi dan tanda-tanda alam untuk menentukan pergerakan/perubahan alam semesta (I-Ching) dapat memprediksi masa depan dengan akurat karena I-Ching adalah alat yang digunakan orang bijak untuk berkomunikasi dengan Tuhan.

Mengapa anda harus mempelajari I-Ching?

Setiap hari kecelakaan, pembunuhan, bencana terjadi perang, tabrakan pesawat membunuh banyak orang. Orang bahkan dapat terbunuh oleh kilat secara tiba-tiba.

Agar dapat melindungi hidup anda, anda perlu belajar bagaimana memprediksi masa depan dengan menggunakan metode peramalan yang dapat dipercaya dan akurat. Tanpa metode yang terpercaya dan akurat untuk memprediksi masa depan anda seperti orang yang berjalan di dalam kegelapan, anda tidak tahu akan menabrak apa di ruangan gelap.

Berdasarkan pengalaman bertahun-tahun, penulis percaya bahwa I-ching adalah satu-satunya alat untuk meramal masa depan yang dapat dipercaya.

Tidak seperti kartu Tarot, I-Ching tidak perlu mereka-reka hasil ramalan. Semuanya dikalkulasi secara matematis dan fisika untuk menghasilkan ramalan.

Semua langkah dalam peramalan I-ching berdasarkan metode yang telah diuji dan dibuktikan berabad-abad lamanya oleh orang-orang bijak kuno di Cina.

Untuk keselamatan hidup anda yang berharga, anda perlu mempelajari I-Ching!

Sejarah I-Ching

Raja Wen dari dinasti Zou adalah bapak I, sistem ying dan yang. Setelah ditemukan Raja Wen, banyak ahli astrologi dan cendikiawan menyumbangkan studi I ini.

Sekitar abad pertama, ahli strategi militer Cina menulis buku “I-ching” penulisnya tidak diketahui. Buku I-Ching tersebut berasal dari diari militer yang digunakan untuk mencatat prediksi dan hasilnya.

Buku I-ching membantu kita memahami apa itu astrologi dan tanda-tanda alam yang menyebabkan kejadian di masa depan.

Setelah kehadiran I-ching banyak para ahli astrologi dan peramal menyumbangkan penemuan, pengalaman mereka untuk pengembangan I-Ching. Sekarang ini study I-Ching telah semakin sempurna dan banyak digunakan orang untuk meramal masa depan.

Buku Tertua di Dunia

I-Ching adalah satu-satunya buku tertua di dunia yang pernah ditemukan manusia. Usianya diperkirakan 5000 tahun, jauh lebih tua dari buku tertua ke dua di dunia yaitu Alkitab atau Injil (2000 tahun).


I CHING, Kitab Kuno Sumber Inspirasi Ilmu-ilmu Cina, Apa Isinya? ( 1 )

Oleh : Suhu Joe ( Hp. 0857 80674038 )

I CHING, Kitab Kuno Sumber Inspirasi Ilmu-ilmu Cina, Apa Isinya? ( 1 )

Yi Jing ( bacanya: I Ching ) adalah Kitab China Kuno yang sangat fenomenal dan terkenal di kalangan kaum penghayat Ilmu Kebathinan China atau bagi mereka yang mendalami Ilmu Metafisika China Kuno. Kitab kuno ini, konsep awalnya diperkenalkan oleh Raja Fu Xi (2953 – 2838 SM), bertutur tentang Hakekat Perubahan. Baik perubahan mengenai fenomena Alam Semesta maupun tentang Kehidupan Manusia.

Seperti apakah isinya…??? Silahkan simak, sajian unik ini.

Kitab kuno ini, kini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia, bahkan di dunia Barat, kitab inipun tidak kalah populernya dengan Kitab Tao De Ching / Tao Te Cing ( Kitab tentang Kebajikan Tao ).

Falsafah Perubahan I Ching merupakan cikal bakal dari berbagai Ilmu Kebathinan/Metafisika China, seperti; Chinese Medicine Classic, Akupuntur, Akupreiser, Ba Zi ( Ilmu 8 Huruf Kelahiran ), Feng Shui ( Hong Sui / Ilmu Pengaturan Angin & Air ), Zi Wei Dou Shu ( Ilmu Bintang Ungu ), Strategi Perang Sun Tsu, Ilmu Perbintangan Khong Beng, Mien Xiang ( Ilmu Bentuk Wajah), Telapak Tangan Ba Gua, Erl Shi Ba Xing ( Ilmu Pergerakan Dua Puluh Delapan Bintang ), Shi Erl Chin Wei ( Ilmu 12 Konstelasi Bintang ), Dong Shu / Tung Su ( Primbonisasi China ), Ciam Si, Wushu/Kungfu,dlsb.

Bahkan kalau kita mau jujur, Konsep inti dari I Ching, yaitu; Yin & Yang ( konsep tentang Minus & Plus / Negatif & Positif ) adalah sumber inspiratif dari segala macam bentuk Ilmu Pengetahuan Modern, seperti; Medan Magnet, Kelistrikan, Komputer, Genetika, Fisika, Matematika, Mekanika, Ilmu Hitung sampai ke Ilmu Sosial, dll.

I Ching inilah yang pertama kalinya memperkenalkan konsep tentang Pengkondisian Minus ( - ) dan Plus ( + ) atau Yin & Yang ke dalam sejarah peradaban kehidupan ini. Falsafah mengenai Minus dan Plus merupakan komponen paling baku bagi ilmu apapun, baik ilmu yang bersifat fisik/ilmiah maupun yang berbau supranatural. Tidak ada satupun di dunia ini, ilmu apapun wujudnya, yang tidak terkait dengan pengkondisian Negatif & Positif ( Yin & Yang ). Jadi, bukanlah sesuatu yang berlebihan kalau saya katakan, I Ching adalah Filasafat Paling Tua di dunia, yang menjadi sumber inspirasi bagi terciptanya segala macam Ilmu Pengetahuan & Teknologi, disamping Ilmu-Ilmu Metafisika China, tentunya.

I Ching tetap bisa bertahan dan berkembang luas sampai sekarang bukanlah semata-mata sekedar wujud peninggalan sejarah belaka, tapi merupakan bukti dari suatu proses panjang mengenai kejayaan peradaban manusia yang ternyata sudah hebat sejak jaman purba.

Kitab I Ching ini di dalam perjalanan sejarahnya pernah melewati masa-masa pemusnahan massal, seperti di Zaman Kekuasaan Kaisar Chou Wang / Tiu Ong diakhir Dinasti Shang, lalu Zaman Kelaliman / Pemberangusan Kaisar Qin Shi Huang Di / Chin Se Hong Te dari Dinasti Qin. Perusakan dan Penjarahan Besar Zaman Kekuasaan Para Warlord, Penjarahan Brutal di masa hegemoni Inggris, Perancis dan Portugis ke China. Terakhir juga mengalami masa Pemusnahan Sistematis dari Revolusi Kebudayaan Mao Zi Dong / Mao Tse Tung. Namun, I Ching merupakan satu dari sedikit kitab kuno yang terbebas dari rangkaian pemusnahan besar tersebut. Ini satu bukti, bahwa I Ching memang bukan kitab sembarangan. Kitab kuno yang bertuah, bagaikan kitab wahyu yang diturunkan Sang Pencipta melalui seorang Fu Xi, yang terus terselamatkan, bahkan kini malah sampai tersebar ke mancanegara, dalam berbagai bahasa.

I Ching memperkenalkan (untuk pertama kalinya) ke dalam peradaban manusia tentang Hukum Perubahan. Suatu falsafah besar bagi kehidupan, yang masyarakatnya kala itu masih tergolong primitif. Falsafah Tentang Hakekat Perubahan yang dipaparkan Fu Xi pada sekitar 5.000 tahun yang lalu ini, dipaparkan justru di masa masyarakat Tiongkok (maupun dunia) masih belum mengenal huruf / tulisan.

Lalu bagaimana cara penyampaiannya? Mungkinkah menyampaikan suatu konsep / filsafat kebathinan yang menyangkut tentang segala macam Hakekat Perubahan yang maha kompleks ini tanpa disertai dengan catatan atau tulisan ?

Untuk ukuran logika kita yang awam ini, tentu saja hal itu serasa mustahil, bukan? Namun tidak, bagi penghayat kebathinan (spiritualist) sekaliber Raja Agung Fu Xi.

Terinspirasi oleh kemunculan Kuda Naga di Sungai Lo yang di punggungnya terdapat gambar-gambar kecil beraturan, Fu Xi pun mendapat pencerahan (dalam bahasa agama, mungkin ini yang bisa kita artikan sebagai menerima wahyu).

Dijabarkannyalah Hakekat Perubahan yang mendasari proses kehidupan ini. Untuk menyampaikan konsep perubahan tersebut, dikarenakan saat itu manusia belum mengenal huruf/tulisan, maka dirumuskanlah Simbol-simbol Kehidupan yang dijadikannya sebagai metode pengantar untuk memahami falasafah mengenai adanya Hukum Perubahan yang bersifat universal ini.

Symbol-symbol kehidupan yang dipergunakan inilah yang tertuang dalam I Ching, yaitu:

1. Wu Chi. Diartikan sebagai Alam Suwung, keadaan kosong yang hampa, yang melambangkan tentang alam semesta yang bermula dari suatu keadaan kosong yang belum ada apapun di dalamnya. Ini bisa juga dijabarkan sebagai adanya sesuatu yang tak terjangkau akal pikiran kita dan kita tidak tahu pasti seperti apa persisnya. Ini disimbolkan sebagai sesuatu yang hampa/kosong. Simbol ini digambarkan sebagai sebuah lingkaran yang kosong.

2. Tai Chi. Arti harafiahnya adalah Maha Kutub. Simbol ini menggambarkan tentang suatu kondisi bahwa kehampaan/kekosongan yang mengawali konsep kehidupan sebagaimana disimbolkan di atas, ternyata berporos pada Satu Titik Pusat / Maha Kutub ( Pusat Kegaiban Semesta ) yang kemudian menjadi sumber penggerak bagi semua fenomena yang ada di alam semesta ini dan bagi segala proses perubahan, pertumbuhan maupun kehidupan/dinamika yang ada di Jagad Raya. Pusat penggerak ini kemudian dikenal sebagai Hukum Alam, yang merupakan Satu Kesatuan Utuh sebagai ibu dari segala hal yang tercipta dan sumber penggerak atas semua fenomena alam yang terjadi. ( note penulis : dalam bahasa agama, inilah yang kita posisikan sebagai Tuhan – dalam pelajaran I Ching tidak disebut sebagai Tuhan karena di jaman itu belum dikenal adanya agama ) Pelajaran ini disimbolkan sebagai sebuah lingkaran kosong dengan satu titik hitam di pusatnya.

3. Yin Yang. Merupakan penggambaran tentang adanya kondisi yang saling antagonis. Ada gelap ada terang, ada dingin ada panas, ada yang buruk ada yang bagus, kecil-besar, lentur-kaku, lembut-keras, jinak-ganas, pasif-aktif, dll. Ke semuanya itu dijabarkan sebagai Hukum Negatif dan Positif. Simbol yin-yang ini bergambar lingkaran dengan kombinasi hitam putih dan dua buah mata yang juga hitam putih dalam komposisi yang saling simetris. Sekarang ini, lambang tersebut lebih dikenal sebagai Simbol / Lambang Tao.

4. Wu Xing. Yang diartikan sebagai Lima Elemen, yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam & Air. Kayu, melambangkan warna Hijau, Cinta Kasih, Lever, Musim Semi, Sifat yang kaku, Hutan, dll. Api sebagai gambaran warna Merah, Kesusilaan, Jantung, Musim Panas, Sifat yang pemarah, Matahari, dll. Tanah sebagai symbol warna Kuning, Kejujuran, Lympha dan Lambung, Musim Pancaroba, Sifat yang malas, Bumi, dll. Logam yang mencerminkan warna Putih, Perikebajikan, Paru-paru, Musim Gugur, Sifat yang egois, Awan, dll. Air sebagai gambaran dari warna Hitam, Rendah Hati, Ginjal, Musim Dingin, Sifat yang liar, Laut,dll. Semua fenomena alam dan juga seluruh aktivitas kehidupan, bisa dikelompokkan / dijabarkan ke dalam kategori Lima Elemen di atas.

5. Ba Gua / Pat Kwa. Yaitu Delapan Trigram yang digambarkan sebagai kompilasi dari perpaduan Garis Utuh ( Yang / Positif ) dan Garis Putus ( Yin / Negatif ). Tiap trigram menggambarkan tentang Langit-Bumi, Gunung-Danau, Api-Air dan Petir-Angin. Langit-Bumi, sebagai Ayah & Ibu serta Sesuatu yang Aktif & Pasif. Api-Air sebagai Putri Tengah & Putra Tengah serta Kondisi yang Panas & Dingin. Gunung-Danau sebagai Putra Bungsu & Putri Bungsu serta Sifat yang Tinggi Hati & Rendah Hati. Petir-Angin, sebagai lambang dari Putra Sulung & Putri Sulung serta Hal tentang Kegalauan & Kedamaian. Masing-masing trigram terdiri atas 3 buah garis yang tersusun sedemikian rupa, tanpa ada satupun perpaduan kombinasi garis yang sama satu dengan lainnya.

Dengan menggunakan simbol-simbol kehidupan inilah, Fu Xi menjabarkan konsep filsafatnya tentang Hakekat Perubahan yang terjadi di alam kehidupan ini.

Fu Xi wafat di usianya yang ke 130 tahun. Sekitar 200 tahun kemudian, di Jaman Kepemimpinan Huang Di / Hwang Ti ( Raja Kuning ), Chong Kiat seorang cendekiawan kala itu, untuk pertama kalinya memperkenalkan bentuk-bentuk awal huruf / tulisan. Guratannya masih kuno dan berbentuk seperti gambar-gambar kecil. Inilah yang kemudian berkembang menjadi Huruf Kanji / Mandarin.

Di zaman Huang Di ini (2698-2598 SM), mulailah konsep tentang Hakekat Perubahan yang dicanangkan Fu Xi, dibubuhi berbagai catatan/tulisan, tapi masih belum dibukukan.

Di zaman Dinasti Xia (2205-1766 SM) mulai dibukukan dan bukunya dinamakan Lian Shan ( Jajaran Agung ). Di zaman Dinasti Shang ( 1766-1066 SM ) dikenal dengan nama Gui Cang ( Kembali ke Kegaiban ). Lalu di masa Dinasti Zhou ( 1066-221 SM ) popular dengan sebutan Zhou Yi ( Kitab Perubahan dari Dinasti Zhou ), dan akhirnya, kini dikenal sebagai Yi Jing ( baca: I Ching ) , yang secara harafiah berarti Kitab (tentang) Perubahan.

Seperti apa kelanjutan isinya ..???? Harap bersabar dulu, ya! Simak saja terus wikimu, lanjutannya pasti akan saya sajikan di kesempatan berikut. Okay!

Master Lao-Tzu dan Tao-Te-Ching

Berdasarkan bukti peninggalan sejarah, yang ditulis oleh seorang ahli sejarah China terkenal yaitu Suma Xian (Shu Xian), sekitar tahun 100 masehi. Suma Xian melakukan banyak penelitian untuk mengungkapkan tentang kehidupan master Tao Lau-Tzu dan tulisanya yang terkenal ‘Tao-Te-Ching’.

Berdasarkan penelitian sejarahwan Suma Xian, diketahui memang ada seorang master Tao pada zaman tersebut yang bernama ‘Li Erh’. Selain hidup sebagai pertapa Tao, Master ‘Li Erh’ mengabdikan hidupnya menjadi seorang perpustakaan dan ahli perbintangan di Luoyang, pada zaman pemerintah Raja Wu dari Dinasti Chou.

Menurut Suma Xian, gelar ‘Lau-Tzu’ merupakan suatu gelar Agung yang diberikan kepada seorang Guru Agung Tao atau Master Tinggi Tao pada waktu itu. Suma Xian juga membenarkan bahwa Tao-Te-Ching memang benar ditulis oleh ‘Lau-Tzu’. Hasil penelitiannya juga membuktikan bahwa Tao-Te-Ching hanya dapat ditulis oleh seseorang yang memang benar-benar telah mencapai tingkat Pencapaian Agung Tertinggi dalam ‘Wu-Wei’. Masih banyak penjelasan dan bukti-bukti lainnya dari Suma Xian, yang mendukukng dan membenarkan bahwa Tao-Te-Ching memang hasil karya dari Master ‘Lau-Tzu’.

Berdasarkan pembinaan spiritual saya yang masih sangat singkat, saya juga mengakui bahwa Tao-Te-Ching merupakan salah satu karya spiritual yang sangat tinggi, dan ini hanya dapat ditulis oleh seorang yang benar-benar telah mencapai Kesadaran Sejati Tanpa Batas dalam ‘Wu-Wei’. Bilamana saya harus menjelaskan makna spiritual sebenarnya dari 1 bab saja kepada para mahluk, saya pasti harus menghabis waktu berjam-jam. Dan untuk menuntun para mahluk dalam pembinaan kehidupan spiritual hanya 1 bab saja dari Tao-Te-Ching, saya pasti harus menghabiskan waktu bertahun-tahun. Kesulitan dalam mempelajari dan membina makna spiritual dalam Tao-Te-Ching, karena memang Tao-Te-Ching merupakan satu-satunya intisari dari ajaran Pembinaan Spiritual Tertinggi yang di tulis berupa Kitab.

Walaupun Tao-Te-Ching merupakan kitab pembinaan spiritual yang sangat sederhana dan pendek, dan hanya mengandung 81 bab saja. Saya menjelaskan bahwa kesederhanaan ini, justru lebih menunjukan intisari yang sebenarnya. Dan sejak lampau hingga sekarang, Kesederhanaan adalah salah satu alamiah dari para Master Tao yang menjalankan pembinaan spiritual ‘Wu-Wei’.

Tao-Te-Ching yang ditulis dengan begitu sederhana dan singkat oleh Master Lao-Tzu, ternyata benar-benar terbukti manfaatnya. Tidak hanya dalam pembinaan kehidupan spiritual, tetapi dalam berbagai bidang lainnya di masyarakat sejak ribuan tahun yang lampau hingga sekarang. Sehingga kita mengenal ajaran Tao yang digunakan dalam berbagai bidang seperti: Tao dalam ilmu bela diri, Tao dalam kesehatan, Pernafasan Tao, Tai-Chi, Kung-Fu, Accupunture, dsb. Bahkan di zaman modern ini, kita mengenal Tao dalam Fisika, Tao dalam Business, Tao dalam Komputer, Tao bagi orang-orang modern, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar